KOMUNIKASI VERBAL
Komunikasi verbal adalah
komunikasi yang diucapkan dan komunikasi melalui tulisan. Bahasa merupakan
sistem kode komunikasi verbal. Bahasa verbal adalah sarana utama untuk
menyatakan pikiran, perasaan, dan maksud. Bahasa verbal mengguakan kata-kata
yang merepresentasikan berbagai aspek realitas individual kita.
Fungsi bahasa dalam
kehidupan manusia
Kita sering tidak menyadari
pentingnya bahasa, karena kita sepanjang hidup menggunakannya. Kita baru sadar
kalau bahasa itu penting ketika kita menemui jalan buntu dalam menggunakan
bahasa, misalnya:
ketika kita berupaya berkomunikasi dengan orang yang sama
sekali tidak memahami bahasa kita yang membuat kita frustasi, ketika kita sulit
menerjemahkan suatu kata, frasa, atau kalimat dari suatu bahasa kebahasa
lain.
Fungsi bahasa yang paling
mendasar adalah untuk menamai atau menjuluki orang, objek, dan peristiwa.
Menurut larry L. Barker, bahasa memiliki tiga fungsi yaitu: penamaan atau
penjulukan (merujuk pada usaha mengidentifikasi objek, tindakan, atau orang
yang menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi. Fungsi interaksi
menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang dapat mengundang simpati dan
pengertian atau kemarahan dan kebingungan. Fungsi yang ketiga melalui bahasa
informasi dapat disampaikan kepada orang lain baik secara langsung atau
tidak. Fungsi ini disebut fungsi transmisi informasi. Tanpa bahasa kita tidak
mungkin bertukar informasi kita tidak mungkin menghadirkan sebuah objek dan
tempat untuk menciptakan koherensi dalam kehidupan kita.
Book ,menjelaskan kalau
bahasa memilki tiga fungsi, yaitu: untuk mengenal dunia sekitar kita,
berhubungan dengan orang lain, dan untuk menciptakan koherensi dalam kehidupan
kita.Untuk mempelajari dunia sekeliling kita, bahasa menjadi peralatan yang
sangat penting dalam memahami lingkungan.
Menurut
Larry L. Barker (dalam Deddy Mulyana,2005), bahasa mempunyai tiga fungsi:
penamaan (naming atau labeling), interaksi, dan transmisi informasi.
Penamaan
atau penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasikan objek, tindakan, atau
orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi.
Fungsi
interaksi menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang dapat mengundang simpati
dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan.
Melalui
bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain, inilah yang disebut
fungsi transmisi dari bahasa. Keistimewaan bahasa sebagai fungsi transmisi
informasi yang lintas-waktu, dengan menghubungkan masa lalu, masa kini, dan
masa depan, memungkinkan kesinambungan budaya dan tradisi kita.
Ada tiga teori yang
membicarakan sehingga orang bisa memiliki kamampuan berbahasa, yaitu: Teori
pertama disebut operant conditioning yang dikembangkan oleh
ahli psikologi behavioristik yang bernama BF. Skinner (1957). Teori ini
menekankan unsur ransangan (stimulus) dan tanggapan (reponse) atau lebih
dikenal dengan istilah S-R. Teori ini menyatakan jika suatu organisme
dirangsang oleh stimuli dari luar, orang cenderung akan memberi reaksi. Teori
yang kedua yaitu teori kognitif yang dikembangkan oleh ahli psikologi kognitif
Noam Chomsky, teori ini menekankan kompetensi bahasa pada manusia lebih dari
apa yang dia tampilkan. Bahasa memilki korelasi dengan pikiran. Oleh karena itu
kemampuan bahasa yang ada pada diri manusia adalah pembawaan biologis yang
dibawa dari lahir. Teori yang ketiga yaitu mediating theory atau
teori penengah yang dikembangkan oleh ahli psikologi behavioristik Charles
Osgood. Teori ini menekankan bahwa manusia dalam mengembangkan kemampuannya
berbahasa, tidak hanya bereaksi terhadap rangsangan yang diterima dari luar
tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi internalnya.
Meski ketiga teori tersebut
menunjukkan ciri dan alasan masing-masing. Namun ketiganya memeberi tekanan
yang sama, bahwa manusia dalam meningkatkan kemampuan untuk berbahasa perlu
melalui proses belajar.
Karakteristik bahasa
Bahasa mempunyai
karakteristik yaitu:
Pengalihan. Karena bahasa
kita mengenal pengalihan (displacement), kita dapat berbicara mengenai hal-hal
yang jauh dari kita, baik dari segi tempat maupun waktu. Kita dapat berbicara
tentang masa lalu atau masa depan semudah kita berbicara tentang masa kini. Dan
kita dapat berbicara tentang hal-hal yang tidak pernah kita lihat seperti
tentang manusia duyung, kuda bertanduk, kuda terbang, makhluk planet lain.
Pelenyapan cepat. Suara
bicara melenyap dengan cepat. Suara harus diterima dengan segera setelah itu
dikirimkan atau kita tidak akan pernah menerimanya.
Kebebasan makna.
Isyarat bahasa mempunyai kebebasab makna, mereka tidak memilki
karakteristik atau sifat dari benda atau hal yang mereka gambarkan. Suatu kata
memiliki arti atau makna yang mereka gambarkan karena kitalah yang secara bebas
yang menentukan arti atau maknanya.
Transmisi budaya. Bentuk
bahasa manusia dipancarkan secara budaya atau tradisional. Seorang anak yang
dibesarkan dalam lingkungan keluarga berbahasa inggris akan menguasai bahasa
inggris atau sedikit banyaknya mereka akan tau bahasa inggris dikarenakan
faktor lainnya.
KOMUNIKASI NONVERBAL
Manusia dalam berkomunikasi
selain menggunakan kode verbal juga memakai kode nonverbal, kode nonverbal
biasa disebut isyarat atau bahasa diam (silent language)jadi kita
mempersepsi manusia tidak hanya lewat komunikasi verbal saja tetapi melalui
komunikasi nonverbal. Lewat kmunikasi nonverbal kita bisa mengetahui suasana
emosional seseorang, apakah ia sedang bahagia, apakah sedang marah, bingung,
atau sedih. Kesan awal kita mengenal seseorang sering didasarkan pada perilaku
non verbalnya, yang mendorong kita untuk mengenal lebih jauh.
Komunikasi atau pesan
nonverbal secara sederhana adalah semua isyarat yang bukan kata-kata.
Pesan-pesan nonverbal sangat berpengaruh terhadap komunikasi. Pesan atau
simbol-simbol nonverbal sangat sulit untuk ditafsirkan dari pada simbol verbal.
Bahasa verbal sebangun dengan bahasa nonverbal, sebagai contoh ketika kita
mengatakan “ya” pasti kepala kita mengangguk.
Komunikasi
nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan nonverbal. Istilah
nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di
luar kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoritis komunikasi nonverbal dan
komunikasi verbal dapat dipisahkan. Namun dalam kenyataannya, kedua jenis
komunikasi ini saling jalin menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang
kita lakukan sehari-hari.
Fungsi komunikasi nonverbal
Meskipun dalam teoritis
komunikasi verbal dan nonverbal dapat dipisahkan, tapi pada kenyataannya
keduanya selalu jalin-menjalin dalam kehidupan sehari-hari, rangsangan verbal
dan nonverbal itu hampir selalu berlangsung bersama-sama dalam kombinasi.
Dalam hubungannya dengan
perilaku verbal, perilaku nonverbal mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:
Perilaku nonverbal dapat
meyakinkan dan mengulangi perilaku verbal.
Menunjukkan perasaan dan
emosi yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Memperteguh, menekankan
atau melengkapi perilaku verbal. Misalnya anda melambaikan tangan seraya
mengatakan “selamat jalan” ketika akan berpisah dengan orang lain atau
anda memukulkan tangan anda kemeja untuk menekankan suatu hal tertentu.
Perilaku nonverbal dapat
menggantikan perilaku verbal. Jadi berdiri sendiri, misalnya anada
menggoyangkan tangan anda dengan telapak tangan mengarah kedepan sebagai
pengganti kata “tidak”. Anda menunjuk kedepan tanpa mengatakan mengatakan
“disana” kepada seseorang yang menanyakan dimana ruangannya pak? Tanpa
berbicara sedikit pun.
Perilaku non verbal dapat
meregulasi perilaku verbal. Misalnya anda melihat jam atau membereskan buku
ketika waktu perkuliahan telah usai didepan seorang dosen. Sehingga dosen
segera menutup perkuliahannya.
Perilaku nonverbal dapat
membantah atau bertentangan dengan perilaku verbal. Misalnya seorang suami
mengatakan kepada istrinya “bagus” ketika dimintai komentar oleh istrinya
mengenakan gaun yang beru dibelinya, seraya terus membawa surat kabar atau
menonton televisi. Seorang dosen sering melihat jamnya sampai dua tiga kali
padahal sebelumnya dia mengatakan ada waktu yang banyak untuk mahasiswanya.
Perilaku nonverbal dapat
melengkapi (complement), kita juga menggunakan komunikasi nonverbal untuk
memperkuat warna atau sikap umum yang dikomunikasikan oleh pesan verbal.
Sebagai contoh anda akan tersenyum ketika menceritakan kisah lucu, atau
menggeleng-geleng kepala ketika menceritakan ketidakjujuran seseorang
Kita biasanya lebih
mempercayai pesan nonverbal daripada pesan verbal karena dari tingkahlakunya
akan menunjukkan seberapa benarkah yang seseorang katakan, karena dari
nonverbal dapat iketahui bagaimana kerakteristik seseorang apakah dia bohong,
jujur, sedih dan lain-lain. Kita bisa mengendalikan sedikit perilaku nonverbal,
namun kebanyakan perilaku nonverbal itu diluar kesadaran kita. Kita dapat
memutuskan dengan siapa kita berbicara, kapan kita berbicara serta topik apa
yang akan kita bicarakan, tetapi sulit mengendalikan ekspresi wajah senang,
malu, ngambek, cuek, anggukan atau gelengan kepala dan sebagainya.
Bahasa tubuh
Setiap anggota tubuh
seperti wajah tangan, kepala, kaki dan bahkan tubuh secara keseluruhan dapat
digunakan sebagai isyarat simbolik.
Isyarat tangan
Kita sering menyertai
ucapan kita dengan isyarat tangan. Untuk memeprteguh pesan verbal kita
mnggunakan tangan dalam berkomunikasi sebagi contoh ketika anda
mengatakan “saya” disertai dengan menunjuk diri sendiri.
Gerakan kepala
Pada dasarnya gerakan
kepala dalam berkomunikasi dapat memperjelas apa yang dikatakan oleh seseorang
atau tanggapan seseoramng terhadap apa yang orang lain katakan, meskipun dalam
pelaksanaanya terdapat perbedaan-perbedaan.
Postur Tubuh
Postur tubuh dapat bersifat
simbolik. Kita sering mengapresiasikan orang yang berpostur tinggi dengan
pendek atau orang gendut dengan kurus. Postur tubuh memang mempengaruhi citra
diri seseorang. Beberapa penelitian dilakuakan untuk mengetahui hubungan antara
fisik dan karakter. Klsifikasi bentuk tubuih yang dilakukan oleh oleh William
sheldom misalnya menunjukkan hubungan antara bentuk tubuh dan karakter
seseorang. Ia menghubungkan orang yang gendut dengan sifat malas dan tenang,
orang yang tubuh atletis dengan percaya diri, orang yang bertubuh kurus lebih
menyenangi aktivitas mental daripada pisik.
Cara berdiri atau berjalan
pun dapat memberi pesan pada orang lain apakah orang itu merasa lelah, sehat,
bahagia, riang, sedih, atau angkuh. Orang yang berjalan lamban sering
diapresiasikan dengan orang yang loyo atau lemah atau mungkin bisa pemalas.
Pria yang berjalan tegap dan tenang ketika memasuki ruangan untuk diwawancari
memberi kesan percaya diri. Begitu juga dengan duduk.
Ekspresi wajah dan tatapan
muka
Banyak orang menganggap
bahwa perilaku nonverbal yang paling banyak berbicara adalah ekspresi wajah,
khusunya pandangan mata, meskipun mulut tidak berkata.
Kontak mata mempunyai dua
fungsi dalam komunikasi antar pribadi. Yang pertama: fungsi pengatur, untuk
memberitahu orang lain apakah anda ingin bicara dengannya atau tidak, kedua
fungsi ekspresif memberi tahu orang lain begaimana perasaaan anda terhadapnya
apakah anda malu, suka, senang, atau sedih.
Ekspresi wajah merupakan
perilaku nonverbal utama yang mengekspresikan keadaan emosional seseorang.
Sebagian pakar mengakui, terdapat beberara keadaan emosional yang
dikomunikasikan oleh ekspresi wajah yang tampak dipahami secara universal:
kebahagian, kesedihan, ketakutan, keterkejutan, kemarahan, kejijikan, dan
keinginan.
Sentuhan
Menurut heslin, terdapat
lima kategori sentuhan, yaitu:
Fungsional-profesional.
Disini sentuhan bersifat dingin dan berorientasi bisnis, misalnya pelayan toko
membantu pelanggan memilih pakaian
Sosial-sopan. Perilaku
dalam situasi ini membangun dan memperteguh pengharapan, aturan, dan praktik
sosial yang berlaku. Misalnya berjabatan tangan.
Persahabatan-kehangatan.
Ketegori ini meliputi setiap sentuhan yang menandakan afeksi atau hubungan yang
akrab, misalnya dua orang yang saling merangkul setelah mereka lama berpisah.
Cinta-keintiman. Kategori
ini merujuk pada sentuhan yang menyatakan ketertarikan emosional atau
ketertarikan, misalnya mencium pipi orang tua dengan lembut, orang yang
sepenuhnya memeluk orang lain, dua orang yang bermain kaki dibawah meja.
Rangsangan seksual.
Kategori ini berkaitan dengan kategori sebelumnya, hanya saja motifnya bersifat
seksual.
Para bahasa
Para bahasa dapat dipahami
merujuk pada aspek-aspek suara selain ucapan yang dapat dipahami atau isyarat
yang ditimbulkan dari tekanan atau irama suara sehingga penerima dapat
memahami sesuatu dibalik apa yang ia ucapkan. misalnya kecepatan berbicara,
nada, intensitas suara, intonasi, dialek, suara terputus-putus, suara yang
gemetar, suitan, siulan, tawa, tangis, gerutuan, gumaman, desahan, dan
sebagainya. Setiap karakteristik suara itu mengkomunikasikan emosi dan pikiran
kita. Suara terengah-engah menandakan kelemahan atau kelelahan, kadang kita
bosan mendengarkan pembicaraan orang, bukan karena isi pembicaraanya, melainkan
karena cara menyampaikannya yang lamban.para bahasa adalah terpenting kedua
setelah ekspresi wajah dalam menyampaikan perasaan dan emosi. Sebagai contoh
kemarahan sering diketahui bila sumbernya berbicara keras, dan cepat. Kita juga
harus dapat membedakan semuanya dan tergantung pada budaya dan daerah asalnya..
Penampilan pisik
Setiap orang mempunyai
persepsi mengenai penampilan fisik seseorang baik itu busananya (model,
kualitas bahan, warna dan lainnya), juga ornament lain yang dipakainya seperti
kaca mata, sepatu, tas, jam tangan, kalung, gelang, cincin, anting, dan
lainnya.sering kali orang juga memberi makna tertentu pada karakteristik fisik
orang yang bersangkutan, seperti bentuk tubuh, warna kulit, model rambut, dan
sebagainya.
Busana
Kita memang cenderung
mempresepsikan orang lain dengan hal-hal tertentu ketika melihat busana apa
yang mereka gunakan, dan busana yang digunakan dapat menunjukkan identitas
seseorang atau symbol keanggotaan.
Karakteristik fisik
Karakteristik dapat
menjelaskan bagaimana seseorang tertentu, seperti orang berjenggot sering
dipersepsikan sebagai orang yang fanatik dan fundanmentalis. Karakteristik
fisik seperti daya tarik, warna kulit, rambut, kumis, jenggot, dan lipstik.
Jelas dapat mengkomunikasikan sesuatu.
Bau-bauan
Bau-bauan terutama yang
menyenangkan juga merupakan penyampaian pesan. Kita dapat menduga bagaimana
sifat seseorang dan selera makananya atau kepercayaanya berdasarkan bau yang
berasal dari tubuhnya dan dari rumahnya. Bau kemenyan yang berasal dari
rumah tetangga kita setiap malam jum’at mengkomunikasikan bagaimana
kepercayaaan penghuni rumah tersebut, bau jengkol yang sering dari rumah
tetangga menandakan bagaimana selera makan tetangga tersebut.
KEPUSTAKAAN
Cangara,hafied.2004.Pengantar
ilmu komunikasi. Jakarta:PT. Raja grafindo Persada
Donelly, Gibson
ivancevich.1985.Organisai Jilid 2.Jakarta: Erlangga.
http://adiprakosa.blogspot.com/2008/10/komunikasi-verbal-dan-non-verbal.html
Mulyana,deddy.2004.ilmukomunikasi.Bandung:PT.RemajaRosdakarya
www.edwias.com/edwias@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar