Senin, 25 Oktober 2010

PERSEPSI DAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

1. Persepsi
Persepsi diartikan sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu, proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui penginderaannya. Dengan demikian, yang dimaksud dengan persepsi adalah proses dari seseorang dalam memahami lingkungannya yang melibatkan pengorganisasian dan penafsiran sebagai rangsangan dalam suatu pengalaman psikologi . Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman.
Persepsi juga dapat diartikan sebagai suatu proses dimana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera (sensasi) mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka. Proses ini meliputi sensasi, atensi, dan interpretasi. 
Menurut Luthans persepsi itu lebih kompleks dan lebih luas dibanding penginderaan. Proses persepsi meliputi suatu interaksi yang sulit dari kegiatan seleksi, penyusunan dan penafsiran.. Selanjutnya proses persepsi dapat menambah dan mengurangi kejadian. Sebagai contoh: bagian pembelian membeli peralatan yang diperkirakan menurutnya adalah peralatan yang terbaik, tetapi para insinyur mengatakan bahwa itu bukan yang terbaik.
Ada beberapa subproses dalam persepsi:1. Stimulus atau situasi yang hadir. Terjadinya persepsi jika seseorang dihadapkan dengan sesuatu stimulus atau situasi Situasi yang dihadapi itu mungkin bisa berupa stimulus penginderaan dekat dan langsung atau berupa bentuk lingkungan sosiokultur dan fisik yang menyeluruh. 2. Registrasi, interpretasi dan umpan balik. Registrasi dalam hal ini seseorang mendengar atau melihat informasi terkirim kepadanya, didaftarnya semua informasi itu kemudian diproses interpretasi ini tergantung pada pendalaman, motivasi, dan kepribadian seseorang adalah berbeda. Kemudian akan terjadi umpan balik.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengembangan persepsi seseorang, yaitu:
1. Psikologi
Persepsi seseorang sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologi.
2. Famili
Pengaruh yang besar terhadap anak-anak adalah familinya, orang tua yang telah mengembangkan suatu cara yang khusus di dalam memahami dan melihat kenyataan di dunia ini, banyak sikap dan persepsi-persepsi mereka diturunkan kepada anak-anaknya.

3. Kebudayaan
Kebudayaan dan lingkungan masyarakat tertentu juga merupakan salah satu faktor yang kuat di dalam mempengaruhi sikap nilai dan cara seseorang memandang dan memahami keadaan di dunia ini. 
Persepsi sangat dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar. Faktor-faktor dari luar yang mempengaruhi proses seleksi persepsi antara lain: 1. Intensitas, semakin besar intensitas stimulus dari luar, semakin besar juga hal itu dapat dipahami. 2. Ukuran, semakin besar ukuran suatu objek semakin mudah untuk diketahui. 3. Berlawanan atau kontras, prinsip berlawanan dengan sekelilingnya ini akan menarik banyak perhatian. 4. Pengulangan, stimulus dari luar yang diulang akan memberikan perhatian yang lebih besar dari pada yang sekali dilihat atau didengar. 5. Gerakan, orang akan memberikan banyak perhatian kepada kepada benda yang bergerak. 
Faktor-faktor dari dalam yang mempengaruhi persepsi adalah : 1. Belajar dan persepsi. Contoh: seseorang anak yang telah diajari oleh orang tuanya bahwa daging babi itu haram dan liur anjing itu mengandung najis, maka pada diri anak akan timbul persepsi bahwa anjing dan babi itu harus dijauhi. 2. Motivasi dan pesepsi motivasi mempengaruhi terjadinya persepsi. Sebagai contoh: membicarakan tentang seks akan sangat menarik perhatian, tetapi bagi masyarakat yang sudah biasa tidak begitu menarik. 3. Persepsi dan kepribadian, kepribadian, nilai-nilai, dan juga termasuk usia akan mempengaruhi persepsi seseorang. Contoh: pada usia-usia tua lebih senang dengan musik-musik klasik sedang pada usisa muda lebih suka musik yang lain. 
Jika informasi berasal dari suatu situasi yang telah diketahui oleh seseorang., informasi yang datang tersebut akan mempengaruhi cara seseorang mengorganisasikan persepsinya. Hasil pengorganisasian persepsi mengenai suatu informasi dapat berupa pengertian tentang suatu objek tersebut. Pengorganisasian persepsi itu meliputi tiga hal: kesamaan dan ketidaksamaan, kedekatan dalam ruang, dan kedekatan dalam waktu
1. Kesamaan dan ketidaksamaan
Suatu objek yang mempunyai kesaman dan ketidaksamaan ciri, akan dipersepsi sebagai suatu objek yang berhubungan dan ketidakberhubungan. Artinya objek yang mempunyai ciri yang sama dipersepsi ada hubungannya, sedangkan objek-objek yang mempunyai ciri tidak sama adalah terpisah. 
2. Kedekatan dalam ruang
Objek atau peristiwa yang dilihat oleh orang karena adanya kedekatan dalam ruang tertentu, akan dengan mudah diartikan sebagai objek atau peristiwa yang ada hubungannya. Sebagai contoh seorang laki-laki, seorang perempuan dan dua orang anak-anak yang menunggu bis di halte, akan disangka mereka adalah famili.


3. Kedekatan dalam waktu
Objek atau peristiwa yang juga dilihat sebagai hal yang mempunyai hubungan karena adanya kesamaan dalam waktu. Contoh: dua peristiwa yang terjadi berturut-turut sering dihubung-hubungkan sebagai sebab dan akibat, jika kemerosotan produksi kemudian diikuti dalam pergantian pejabat yang bertanggung jawab, maka akan dilihat pergantian pejabat itu sebagai akibat dari merosotanya produksi. 
Aspek sosial dalam persepsi memainkan peranan penting dalam perilaku organisasi. Persepsi sosial adalah berhubungan secara langsung dengan bagaimana seseorang individu melihat dan memahami orang lain. Karyawan-karyawan suatu departemen secara ajek akan terlibat dalam proses persepsi ini dalam hal mereka mengenal, melihat, memahami, dan menilai satu sama lainnnya. Dalam organisasi seorang pimpinan akan melihat dan menilai stafnya begitu juga staf akan melihat dan menilai pimpinannya. Pengawas juga menilai apa yang diawasi dan begitu juga sebaliknya, dan seterusnya . Proses persepsi akan selalu ada dalam organisasi ketika semua orang mengadakan komunikasi. 
Proses persepsi sosial ini hanya akan melibatkan orang yang melihat atau menilai ( perceiver ) dan yang dilihat atau dinilai (perceived), kedua pihak ini mempunyai karakter masing-masing. Karakter orang-orang yang menilai yaitu: mengetahui diri sendiri, karakteristik diri sendiri, aspek-aspek yang menyenangkan bagi orang lain sepertinya mampu dilihat orang-orang yang merasa dirinya berlebihan, ketepatan menilai orang lain itu tidaklah merupakan kecakapan tunggal. Karakter orang-orang yang dilihat atau dinilai dalam proses persepsi sosial: status oang yang dinilai, orang yang dinilai biasanya ditempatkan dalam kategori-kategori tertentu, sifat perangai orang-orang yang dinilai. 
Emosi dan perasaan sangat erat kaitannya terhadap persepsi seseorang, begitu juga ketika terjadi dalam organisasi. Ketika emosi yang kuat, seperti tidak senang sama sekali terhadap kebijakan perusahaan dapat membuat seseorang memandang negatif kebijakan dan peraturan perusahaan. 


2. Komunikasi dalam organisasi 

Persepsi timbul karena dua faktor yaitu: faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal diantaranya proses pemahaman termasuk didalamnya sistem nilai tujuan, kepercayaan dan tanggapan terhadap hasil yang dicapai, sedangkan faktor eksternal yaitu lingkungan. sebelum semua faktor ini dicapai atau terlaksana maka didahului oleh komunikasi.
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa gagasan, informasi, opini, dan lain-lain. 
Menurut Book (1980) komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan 1. Membangun hubungan antara sesama manusia, 2. Melalui pertukaran informasi, 3. Untuk Menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain, serta, 4. Berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu. Sedangkan Rogers dan D.Lawrence mengemukakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran infor masi dengan satu sama lain, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam. 
Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami . komunikasi juga sebagai proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lain . Selain itu komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampain dan penerimaan informasi dari seseorang kepada orang lain. 
Komunikasi organisasi (organizational communication) adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi. Ciri Komunikasi ini memiliki struktur dan hierarki. Dalam organisasi ada komunikasi formal dan komunikasi informal. Komunikasi formal adalah komunikasi yang dilakukan seuai dengan struktur atau melalui administrasi dalam suatu organisasi, sedangkan komunikasi yang informal arus komunikasinya sesuai kepentingan dan kehendak masing-masing pribadi yang ada dalam organisasi tertentu. Komunikasi organisasi berlangsung dalam suatu jaringan yang besar dari pada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi sering melibatkan komunkasi diadik, komunikasi antar pribadi, dan komunikasi publik. Komunikasi formal terdiri dari komunikasi vertikal. Komunikasi horizontal, komunikasi kebawah, sedangkan komunikasi non formal seperti komunikasi antar sejawat dan gossip. 
Dalam buku komuniksi organisasi (R.Wayne Pace dan Don F.Faules) komunikasi organisasi didefenisikan sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. 
Komunikais yang terjadi dalam organiasi
1. Komunikasi kebawah: komunikasi yang mengalir dari atasan kepada bawahan, yang mencakup kebijaksanaan pimpinan, instruksi, dan memo surat resmi.
2. Komunikasi keatas: komunikasi yang terjadi dari seorang bawahan kepada tingkat atas sebuah organisasi dan mencakup kotak saran, pertemuan kelompok, dan prosedur keluhan.
3. Komunikasi horizontal: komunikasi yang mengalir melintasi berbagai fungsi dalam organisasi. Bentuk ini berguna untuk mengkoordinasi dan mengintegrasikan berbagai fungsi organisasi
4. Komunikasi diagonal: komunikasi ini bersilang melintasi fungsi dan tingkatan dalam organisasi, serta penting dalam situasi dimana angota tidak dapat berkomunikasi lewat saluran keatas, kebawah atau horizontal. 
Halangan besar untuk mencapai komunikasi yang efektif adalah jika terjadi aneka ragam persepsi, yang dapat diakibatkan oleh pengirim menyampaikan berita tidak jelas, dengan menggunakan saluran yang kurang tepat, begitu juga bagi penerima ada hal-hal lain yang mempengaruhi ketika informasi disampaikan kepadanya. 
Dalam organisasi atau manajemen, komunikasi secara implisit termasuk fungsi manajemen pemberian perintah dan prinsip struktur hierarki. Dalam organisasi yang dikemukakan oleh Henry Fayol banyak meja yang harus dilewati oleh seseorang yang akan berkomunikasi dengan lainnya secara formal, dan ini akan menghambat sehingga informasi yang diterima akan kurang efisien. Sehingga dia menyarankan mendirikan jembatan penyebrangan untuk jalan pintas antara pejabat yang satu dengan pejabat yang lain. 
Komunikasi merupakan kekuatan utama dalam membentuk organisasi. Ada tiga unsur pokok organisasi yaitu tujuan organisasi, kemauan dan salah satunya lagi adalah komunikasi. Komunikasi membuat dinamis suatu sistem kerja sama dalam organisasi dan menghubungkan tujuan organisasi pada partisipasi orang-orang yang ada di dalamnya. Ada tujuh faktor komunikasi yang berperan dalam menciptakan dan memelihara otoritas yang objektif di dalam organisasi. Ketujuh faktor tersebut adalah:
1. Saluran komunikasi itu harus diketahui secara pasti
2. Harus ada saluran komunikasi yang formal pada setiap anggota organisasi
3. Jalur komunikasi harus langsung dan pendek
4. Mempergunakan secarara normal garis komunikasi formal
5. Orang-orang yang bekerja sebagai pusat pengatur komunikasi haruslah orang-orang yang cakap.
6. Garis komunikasi seharusnya tidak mendapatkan gangguan sementara organisasi sedang berfungsi
7. Setiap komunikasi haruslah disahkan
Ada delapan unsur pokok dalam proses komunikasi, sebagai berikut:
1. Pengirm/ sumber/sourch adalah orang yang mempunyai ide, gagasan, maksud, untuk mengadakan komunikasi.
2. Encoding (penyandian) setelah adanya komunikator, harus ada penyandian yang menerjemahkan gagasan komunikator serangkaian tanda yang sistematis, menjadi bahasa yang mengungkapkan tujuan komunikator. 
3. Message (pesan) adalah informasi yang sudah disandikan dikirimkan oleh pengirim kepada penerima
4. Channel/saluran adalah sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan. 
5. Receiver (penerima)individu yang menanggapi pesan dari pengirim
6. Decoding (pengertian) adalah interpretasi suatu pesan menjadi informasi yang berarti
7. Noise (gangguan) adalah faktor yang menimbulkan gangguan, kebingungan terhadap komunikasi.
8. Umpan balik adalah balikan dari proses komunikasi sebagai suatru reaksi terhadap informasi yang disampaikan oleh pengirim.
Gagalnya komunikasi dalam suatu organisasi tertentu dapat dilihat dari:
1. Apakah tujuan dari pesan yang disampaikan itu tercapai atau tidak
2. Apakah alat komuniasi atau bahan-bahan keterangan yang sudah dilambangkan kedalam simbol-simbol itu mengantar pesan atau tidak
3. Apakah penerima pesan dapat memahami apa yang dipesankan atau tidak
Seseorang berbeda pendapat dan pengertian mengenai suatu informasi, sebagian besar disebabkan karena persoalan mental masing-masing. Seseorang bebas berbeda pengertian, dan cara orang memahami sesuatu informasi tidaklah harus sama, karena pribadi orang yang satu jelas berbeda dengan pribadi orang lain. Namun demikian, usaha untuk mencari titik temu dari suatu perbedaan akan selalu ada. Dalam hal komunikasi ini menyelaraskan pengertian antara pengirim informasi dengan penerimanya sangat diperluakan. Pimpinan harus merencanakan komunikasi, kemudian dia harus menjadikan informasinya sesuai dengan bahasa dan bingkai bawahannya. Dengan demikian informasi tersebut harus membawa pengertian karena karena disampaikan melalui lambang bahasa yang tidak asing lagi bagi penerimanya. Sebagai seorang komunikator, manajer, dalam organisasi harus memilih salah satu dari berbagai metode dan teknik komunikasi yang disesuaikan dengan situasi pada waktu komunikasi itu dilancarkan. 
Langkah berikutnya untuk menjamin adanya pengertian antara pengirim and penerima informasi adalah dengan melakukan umpan balik. Umpan balik ini adalah suatu proses laporan tentang apa yang dikatakan oleh pengirim dapat atau tidak membentuk pengertian pada penerima. 
Untuk mengetahui apakah umpan balik dalam berkomunikasi antar pejabat-pejabat, atau pegawai-pegawai dalam suatu organisasi tertentu, efektif atau tidak efektif. Ada beberapa karakteristik umpan balik yang efektif antara lain:
1. Intensi
Informasi yang efektif diarahkan secara langsung dan menganggap pegawai sebagai harta milik organisasi.
2. Kekhususan
Informasi yang efektif adalah informasi yang mengandung makna khusus dan tidak meninggalkan tanda Tanya bagi anggotanya. 
3. Deskriptif
Efektifitas umpan balik dapat pula dilakukan dengan lebih bersifat deskriptif dibanding evaluatif. Berarti hindari memberi umpan balik yang bersifat menilai atau mengevaluasi, tetapi lebih menekankan penjelasan mengenai pelaksanaan pekerjaan.
4. Kemanfaatan
Umpan balik mengandung informasi yang dapat dipergunakan oleh pegawai untuk memperbaiki dan menyempurnakan pekerjaannya (mengandung manfaat bagi organisasi). 
5. Tepat waktu
Umpan balik yang efektif terdapat pertimbangan-pertimbangan yang memperhitungkan faktor waktu yang tepat. 
6. Kesiapan
Agar umpan balik bisa efektif, para pegawai hendaknya mempunyai kesiapan untuk menerima umpan balik tersebut.
7. Kejelasan
Umpan balik bisa efektif jikalau dapat dimengerti secara jelas oleh penerima.
8. Validitas
Agar umpan balik efektif hendaknya umpan balik tersebut dapat dipercaya dan sah (benar).
Ada tiga unsur pokok yang dipergunakan untuk mengidentifikasi komunikasi yang relevan dengan ilmu perilaku organisasi, yaitu:
1. Sifat informasi, yang dipengaruhi oleh banyak atau sedikitnya informasi, cara penyajian, dan pemahaman informasi. Dalam informasi ini ada tujuh reaksi terhadap kelebihan muatan informasi., yaitu: 
a. Gagal dalam memperhitungkan informasi
b. Banyak membuat kesalahan
c. Menunda pekerjaan
d. Penyaringan
e. Cenderung menangkap informasi pada garis besarnya saja
f. Menugaskan tugas kepada orang lain untuk menghadapi kelebihan beban informasi
g. Kesengajaan untuk menghindari informasi yang akan datang.

2. Komunikasi organisasi

Komunikasi menduduki duatu tempat yang utama karena susuanan kekuasaaan dan cakupan organisasi secara keseluruhan ditentukan oleh teknik komunikasi. Dari sudut pandang ini komunikasi adalah suatu proses sosial yang mempunyai relevansi terluas di dalam memfungsikan setiap kelompok organisasi satu masyarakat. 
Proses komunikasi dalam struktur formal tersebut pada hakikatnya dapat dibedakan menjadi dimensi vertikal, horizontal, luar organisasi. Dimensi vertikal adalah penerimaan atau pengiriman berita atau informasi yang dilakukan antarpejabat yang mempunyai kedudukan yang sama. Sedang dimensi luar organisasi adalah dimensi komunikasi yang timbul sebagai akibat dari suatu organisasi yang tidak bisa hidup sendirian. Ia merupakan bagian dari lingkungannya
3. Komunikasi antarpribadi
Untuk terakhir pembahasan komunikasi organisasi adalah komunikasi antarpribadi atau antara orang-perorang. 
Komunikasi antarpribadi bisa efektif bila memperhatikan: 1. Keterbukaan bagi setiap orang untuk berinteraksi, 2. Empati, mencoba merasakan dalam cara yang sama dengan orang lain, 3, ada dukungan dengan orang lain, 4, perhatian positif dikomunikasikan, 5, kesamaaan diantara orang yang berkomunikasi.
Komunikasi merupakan proses penting dalam wadah organisasi atau lembaga. Jka seseorang pemimpin berhasil dalam berkomunikasi, merupakan jaminan kesuksesan dalam usaha pencapaian tujuan.
Ada tujuh faktor komunikasi yang berperan dalam menciptakan dan memlihara otoritas yang objketif di dalam organisasi, yaitu: 1, saluran komunikasi itu harus diketahui secara pasti, 2, harus ada saluran komunikasi formal pada setiap anggota organisasi, 3, jalur komunikasi harus langsung dan pendek, 4, garis komunikasi formal hendaknya dipergunakan secara normal, 5, pengatur komunikasi harus orang yang cakap, 6, garis komunikasi tidak boleh terganggu pada saat organisasi sedang berfungsi, dan 7, setiap komunikasi harus disahkan.
Oleh karena itu komunikasi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 1. Orang yang berkomunikasi, 2, motivasi, 3, latar belakang pendidikannya, dan 4, prasangka-prasangka pribadinya.
3. Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi
Fungsi komunikasi dalam kelompok atau dalam organisasi (Stephen P.Robbins, Perilaku organisasi )ada empat yaitu: pengendalian, motivasi, pengungkapan emosi, dan informasi. Komunikasi berfungsi mengendalikan perilaku anggota dengan banyak cara, setiap organiasi memiliki struktur jenjang hierarki yang berwenang untuk mengatur dan harus dipatuhi. Fungsi motivasi yaitu menjelaskan kepada karyawan apa yang harus dikerjakan, sebaik apa mereka bekerja, dan apa yang harus diperbaiki untuk kinerja yang dibawah standar. Sebagai fungsi pengungkapan emosi ini berkaitan dengan keadaan emosi seseorang yang berada dalam organiasasi tertentu apakah menunjukkan kekecewaan atau kepuasan, .yang terakhir adalah komunikasi memberikan informasi bagi individu dan kelompok unntuk mengambil keputusan melalui penyampaian data guna mengenali dan mengevaluasi pilihan-pilihan alternatif. 
Fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut:
A. Fungsi informatif. 
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya. Dan segala hal yang bentuknya menghasilkan informasi baik itu dari atasan kebawahan maupun dari bawahan keatasan
B. Fungsi regulatif.
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu: 
1. Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. 
2. Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan .
C. Fungsi persuasif. 
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya. Dan dengan persuasif ini membuat karyawan atau bawahan merasa akrab dengan atasannya, sehingga pekerjaan yang mereka lakukan dilakukan dengan senang hati dan tidak terpaksa.


D. Fungsi integratif. 
Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu: 
a. Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi. 
b. Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
4. Jaringan Komunikasi Dalam Organisasi
Jaringan : Saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satu orang kepada orang lain dalam suatu organisasi.
struktur jaringan komunikasi organisasi

a. Model Rantai
Metode jaringan komunikasi di sini terdapat lima tingkatan (dalam contoh) dalam jenjang hierarkinya dan hanya dikenal komunikasi sistem arus ke atas (upward) dan ke bawah (downward), yang artinya menganut hubungan komunikasi garis langsung (komando) baik ke atas atau ke bawah tanpa terjadinya suatu penyimpangan. struktur ini hampir sama dengan struktur lingkaran kecuali bahwa angota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja begitu juga sebaliknya. Dan disini informasi yang disampaikan akan sedikit berbeda dengan informasi pada awal karena sudah melalui banyak proses.
b. Model Roda
Sistem jaringan komunikasi di sini, semua laporan, instruksi perintah kerja dan kepengawasan terpusat satu orang yang memimpin empat bawahan atau lebih, dan antara bawahan tidak terjadi interaksi (komunikasi sesamanya).
c. Model Lingkaran
Model jaringan komunikasi lingkaran ini, pada semua anggota/staff bisa terjadi interaksi pada setiap tiga tingkatan hirarkinya tetapi tanpa ada kelanjutannya pada tingkat yang lebih tinggi, dan hanya terbatas pada setiap level.
d. Model Saluran Bebas/Semua Saluran
Model jaringan komunikasi sistem ini, adalah pengembangan model lingkaran, di mana dari semua tiga level tersebut dapat melakukan interaksi secara timbal balik tanpa menganut siapa yang menjadi tokoh sentralnya.
e. Model Huruf ‘Y’
Model jaringan komunikasi dalam organisasi di sini, tidak jauh berbeda dengan model rantai, yaitu terdapat empat level jenjang hirarkinya, satu supervisor mempunyai dua bawahan dan dua atasan mungkin yang berbeda divisi/departemen, model ini kurang tersentralisasi.



KEPUSTAKAAN

Cangara,hafied.2004.Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta:PT. Raja grafindo Persada
Don F.Faules, Pace R.Wayne .2001.komunikasi organisasi.Bandung:PT.Rosda Karya
http://aaipoel.wordpress.com/2007/06/07/komunikasi-organisasi-dan-motivasi/
http://id.shvoong.com/social-sciences/communications-media-studies/1856142-perilaku-organisasi-konsep-dasar-dan/
ivancevich,donnely,Gibson.1985.organisasi prilakustruktur.Jakarta:Erlangga
Mulyana. Deddy .2004.Ilmu komunikasi.Bandung:PT.Remaja Rosda Karya
P.Probbins,Stephen.2008.perilaku organisasi. PT.Macanan Jaya Cemerlang.
Rivai, veithzal.2007.Kepemimpinan dan perilaku organisasi. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada
Thoha,miftah.2008.perilaku organisasi. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada
www.gumilarcenter.com/Pelatihan/KOMUNIKASI%20&%20KEPEMIMPINAN%20DALAM%20ORGANISASI.doc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar