1. Pengertian generalisasi
Generalisasi merupakan suatu proses penalaran yang
bertolak dari sejumlah fenomena individual menuju kesimpulan umum yang mengikat
seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki. Jadi hasil
yang disimpulkan oleh fenomena yang diselidiki tersebut berlaku bagi fenomena
sejenis yang belum diselidiki. Proses ini adalah salah satu teknik yang dilaksanakan untuk penalaran
induktif. Jadi hukum yang dihasilkan
oleh penalaran ini tidak pernah sampai pada kebenaran pasti, tetapi kemungkinan
besar benar. Tetapi pada penalarn deduktif kesimpulan yang didapatkan bila
premisnya kita yakini kebenarannya , dengan prosedur yang valid akan
menghasilkan kesimpulan yang pasti. Contohnya: semua
mahsiswa UIN adalah pintar
dan Beni adalah mahasiswa UIN, maka kesimpulan yang dapat ditarik yaitu: “Beni adalah pintar” merupakan suatu kebenaran.
2. Macam-macam generalisasi
Berdasarkan jumlah fenomena yang menjadi dasar penyimpulan, generalisasi
dibedakan menjadi dua, yaitu generalisasi sempurna dan generalisasi sebagian
atau generalisasi tidak sempurna.
Generalisasi sempurna
Generalisasi sempurna adalah generalisasi yang mana diselidikinya seluruh
fenomena yang menjadi dasar penyimpulan. Sebagai contoh: setelah kita memperhatikan
jumlah hari setiap satu minggu pada setiap bulan , kemudian dapat diambil
kesimpulan bahwa : setiap satu minggu dalam satu bulan memiliki hari tidak
lebih dari tujuh. Dalam penyimpulan ini keseluruhan fenomena yaitu jumlah hari
pada setiap satu minggu kita selidiki satu persatu tanpa adanya yang
ditinggalkan. Kesimpulan dari generalisasi diatas merupakan suatu kebenaran
yang tidak dapat diganggu gugat.
Generalisasi tidak sempurna atau sebagian
Generalisasi tidak sempurna adalah generalisasi yang mengambil
kesimpualan hanya pada sebagian
fenomena, tetapi kesimpulan tersebut berlaku bagi fenomena sejenis yang belum
diselidiki .Sebagi contoh: kita menyelidiki sebagian mahsiswa UIN sangat
antusias membaca buku diperpustakaan, kemudian disimpulkan bahwa mahasiswa UIN
adalah mahasiswa yang sangat antusias membaca buku diperpustakaan, maka
kesimpulan ini adalah generalisasi tidak sempurna atau sebagian.
Generalisasi yang semacam ini banyak digunakan dalam perkembangan
pengetahuan karena generalisasi ini menciptakan ilmu yang disusun berdasarkan
fakta-fakta observasi, karena ilmu tidak untuk menyajikan kebenaran mutlak
melainkan kebenaran relatif , karena kalau ilmu berdasarkan pada suatu kebenaran
yang pasti mutlak maka perkembangan ilmu tersebut sangat lambat, karena hanya
mengkaji kebenaran, dan kebenaran itu bisa
berangkat dari suatu kesalahan yang diobsevasi..
Walaupun generalisasi ini hanya berdasarkan pada sejumlah fenomena tapi kesimpulan yang didapatkan akan
menjadi betul dan kuat apabila didasarkan pada prosedur yang benar
3. Pengujian atas generalisasi
Untuk menguji kebenaran yang dihasilkan oleh generalisasi tersebut apakah
yang dihasilkan cukup kuat dan dapat diterima, maka kita dapat melakukan
pengujian-pengujian sebagi berikut:
Apakah contoh yang digunakan jumlahnya cukup untuk mewakili, fenomena lain yang sama atau adakah hal-hal atau
kejadian-kejadian yang diuji merupakan sample
yang cukup dari seluruh kelompok yang dipertimbangkan. Orang hendaknya melihat
adakah sample yang diselidiki cukup
representative mewakili kelompok yang diperiksa, apabila tidak maka akan sulit
memperoleh hasil yang seksama. Sebagai contoh: Kita hanya memerlukan satu titik
jari seseorang untuk menentukan apakah golongan darahnya, kita hanya memerlukan
beberapa air dalam botol minuman untuk menentukan berapa kadar lemak dalam air
botol tersebut. Sebaliknya untuk menentukan factor dominan apakah yang menjadi
sebab kejahatan tidak cukup mendasarkan hanya pada beberapa orang saja, begitu
juga untuk menentukan watak umu suku jawa, tidak bias hanya beberapa orang suku
jawa. Tetapi semakin banyak jumlah fenomena yang digunakan semakin kuat hasil
yang didapatkan, walaupun tidak boleh menyatakan bahwa dua kali jumlah fenomena
pada contoh yang sama akan menghasilkan dua kali kadar kepercayaan.
Apakah contoh yang digunakan cukup bervariasi. Sebagai
contohnya: untuk menentukan kadar minat dan kesadaran dalam membayar pajak
sebagai kewajiban bagi masyarakat , harus diteliti dari dasar seperti dalam
beberapa RT, berbagai usia, pendidikan. Semakin banyak contoh yang digunakan,
semakin kuat hasil yang dicapai
Apakah dalam generalisasi tersebut diperhitungkan
hal-hal yang menyimpang dengan fenomena umum atau tidak. Yang harus
diperhitungkan adalah kekecualian-kekecualian, dalam kekecualian cukup besar
tidak mungkin diadakan generalisasi, tetapi kalau sedikit harus dirumuskan
dengan hati-hati. Seperti kata-kata semua, sebagian, setiap, selalu, tidak
pernah. Semakin cermat faktor-faktor pengecualian dipertimbangan, semakin kuat
kesempatan yang dihasilkan. Hendaknya terlebih dahulu sebelum menerima
kesimpulan ini dilakukan pengujian-pengujian terlebih dahulu.
Apakah kesimpulan yang dirumuskan konsisten dengan
fenomena individual. Kesimpulan yang dihasilkan
tidak boleh memberikan tafsiran yang berbeda dari data yang ada. Sebagai
contoh penyelidikan tentang faktor mengapa banyak masyarakat yang terkena
penyakit demam berdarah. Telah dilakukan peyelidikan terhadap masing-masing
individu dari sample yang diselidiki ditemukan factor-faktor kurangnya
kesadaran masyarakat terhadap kebersihan, kurangnya sosialisasi dari pemerintah
tentang penyakit demam berdarah, lalu disimpulkan bahwa faktor yang menyebabkan
banyaknya masyarakat yang terkena penyakit demam berdarah hanya karena kurangnya kasadaran masyarakat
terhadap kebersihan. Ini merupakan kesimpulan yang lemah karena tidak sesuai
dengan realitanya. Semakin banyak faktor yang ditinggalkan, maka semakin lemah
kesimpulan yang dihasilkan dan begitu juga sebaliknya.
4. Generalisasi yang salah
Suatu generalisasi bisa dipercayai apabila tingkat kepercayaan atau hasil
yang diperoleh memiliki tingkat kepercayaan
yang tinggi dan begitu pula sebaliknya.
Seseorang kadangkala cenderung membuat generalisasi berdasarkan fenomena
yang sedikit dan tidak mencukupi syarat untuk membuat generalisasi yang dapat
dipercaya. Sebagi contoh orang sering mengatakan: Dia adalah orang islam
mengapa kok korupsi, berarti orang islam itu memang jahat, Dia adalah pemimpin
yang hebat kenapa menanggulangi masalah BBM saja tidak bisa, berarti dia adalah
bodoh. Jadi penyimpulan-penyinpulan tersebut adalah salah karena hanya
mengambil fenomena yang sedikit.
5. Generalisasi yang empirik dan generalisasi
dengan penjelasan
Generalisasi empirik adalah generalisasi yang hanya menjelaskan
fenomenanya saja, tanpa disertai penjelasan “mengapa”. Gneralisasi semacam ini
hanya menerima apa saja yang ada tanpa adanya suatu kajian tertentu. Sebagai
contoh:Petani yahu tanah yang ditanami secara bergantian dengan jenis lain
secara teratur akan menghasilkan panen yang lebih baik dibandingkan jika
ditanami dengan tanaman yang selalu sejenis.
Generalisasi penjelasan adalah generalisasi yang menjelaskan mengapa
fenomena itu terjadi dan apa yang menyebabkannya dan didapatkan suatu
kesimpulan yang dapat dipercaya. Sebagai contoh: Mengapa tanah yang ditanami
secara bergantian dengan jenis lain secara teratur akan menghasilkan panen yang
lebih baik dibandingkan jika ditanami dengan tanaman yang selalu sejenis,
dikarenakan tanaman-tanaman tersebut akan meninggalkan bekas kesuburan tanaman
itu sendiri juga karena tanah yang digunakan telah jadi tanah yang gembur
sehingga membuat kesuburan pada tanah.
Jadi semua hukum alam tidak beranjak dari generalisasi empirik kemudian
setelah diketahui penyebabnya lahirlah generalisasi dengan penjelasan.
6. Generalisasi ilmiah
Generalisasi ilmiah tidak berbeda dengan generalisasi biasa, baik dalam
bentuk maupun permasalahannya, perbedaanya terletak pada metodenya, kualitas
data serta ketepatan dalam perumusannya.
Generalisasi dikatakan sebagai penyimpulan karena apa yang ditemui dalam
observasi sebagai suatu yang benar, maka akan benar juga sesuatu yang tidak
diobservasi pada masalah yang sejenis, atau apa yang terjadi pada suatu
kesempatan akan terjadi pula pada kesempatam lain apabila kondisinya yang sama.
Tanda-tanda penting dalam generalisasi ilmiah yaitu:
1. Datanya dikumpulkan dengan observasi yang cermat, oleh
orang-orang yang ahli. Pencatatan kesimpulan dilakukan dengan tepat, menyeluruh
dan teliti
2. Adanya penggunaan instrument untuk mengukur serta
mendapatkan ketepatan serta menghindari kekeliruan
3.
Adanya pengujian, perbandingan serta klasifikasi fakta
4.
Pernyataan generalisasi itu jelas, sederhana, dan
dinyatakan dengan kata yang tepat.
5. Observasi atas fakta-fakta eksperimental hasilnya
dirumuskan dengan memperhatikan kondisi yang berfariasi misalnya seperti waktu,
tempat, dan keadaan khusus lainnya.
6. Dipublikasikan untuk memungkinkan adanya pengujia
kembali, kritik, da pengetesan atas generalisasi yang dibuat.
KEPUSTAKAAN
Poespoprodjo,W.1999.Logika scientifika pengantar dislektika dan ilmu.Bandung.Pustaka Grafika.
Mundiri.2000.Logika.Jakarta.PT.Raja Grafindo Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar