Minggu, 20 Mei 2012

GENERALISASI


1.      Pengertian generalisasi
Generalisasi merupakan suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki. Jadi hasil yang disimpulkan oleh fenomena yang diselidiki tersebut berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki. Proses ini adalah salah satu  teknik yang dilaksanakan untuk penalaran induktif. Jadi  hukum yang dihasilkan oleh penalaran ini tidak pernah sampai pada kebenaran pasti, tetapi kemungkinan besar benar. Tetapi pada penalarn deduktif kesimpulan yang didapatkan bila premisnya kita yakini kebenarannya , dengan prosedur yang valid akan menghasilkan kesimpulan yang pasti. Contohnya: semua
mahsiswa UIN adalah pintar dan Beni adalah mahasiswa UIN, maka kesimpulan yang dapat ditarik yaitu: “Beni adalah pintar” merupakan suatu kebenaran. 
2.      Macam-macam generalisasi
Berdasarkan jumlah fenomena yang menjadi dasar penyimpulan, generalisasi dibedakan menjadi dua, yaitu generalisasi sempurna dan generalisasi sebagian atau generalisasi tidak sempurna.
            Generalisasi sempurna
Generalisasi sempurna adalah generalisasi yang mana diselidikinya seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan. Sebagai contoh: setelah kita memperhatikan jumlah hari setiap satu minggu pada setiap bulan , kemudian dapat diambil kesimpulan bahwa : setiap satu minggu dalam satu bulan memiliki hari tidak lebih dari tujuh. Dalam penyimpulan ini keseluruhan fenomena yaitu jumlah hari pada setiap satu minggu kita selidiki satu persatu tanpa adanya yang ditinggalkan. Kesimpulan dari generalisasi diatas merupakan suatu kebenaran yang tidak dapat diganggu gugat.

            Generalisasi tidak sempurna atau sebagian
Generalisasi tidak sempurna adalah generalisasi yang mengambil kesimpualan  hanya pada sebagian fenomena, tetapi kesimpulan tersebut berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki .Sebagi contoh: kita menyelidiki sebagian mahsiswa UIN sangat antusias membaca buku diperpustakaan, kemudian disimpulkan bahwa mahasiswa UIN adalah mahasiswa yang sangat antusias membaca buku diperpustakaan, maka kesimpulan ini adalah generalisasi tidak sempurna atau sebagian.
Generalisasi yang semacam ini banyak digunakan dalam perkembangan pengetahuan karena generalisasi ini menciptakan ilmu yang disusun berdasarkan fakta-fakta observasi, karena ilmu tidak untuk menyajikan kebenaran mutlak melainkan kebenaran relatif , karena kalau ilmu berdasarkan pada suatu kebenaran yang pasti mutlak maka perkembangan ilmu tersebut sangat lambat, karena hanya mengkaji kebenaran, dan kebenaran itu bisa  berangkat dari suatu kesalahan yang diobsevasi..  
Walaupun generalisasi ini hanya berdasarkan pada sejumlah  fenomena tapi kesimpulan yang didapatkan akan menjadi betul dan kuat apabila didasarkan pada prosedur yang benar  
3.      Pengujian atas generalisasi
Untuk menguji kebenaran yang dihasilkan oleh generalisasi tersebut apakah yang dihasilkan cukup kuat dan dapat diterima, maka kita dapat melakukan pengujian-pengujian sebagi berikut:
            Apakah contoh yang digunakan jumlahnya  cukup untuk mewakili, fenomena  lain yang sama atau adakah hal-hal atau kejadian-kejadian yang diuji merupakan sample yang cukup dari seluruh kelompok yang dipertimbangkan. Orang hendaknya melihat adakah sample yang diselidiki cukup representative mewakili kelompok yang diperiksa, apabila tidak maka akan sulit memperoleh hasil yang seksama. Sebagai contoh: Kita hanya memerlukan satu titik jari seseorang untuk menentukan apakah golongan darahnya, kita hanya memerlukan beberapa air dalam botol minuman untuk menentukan berapa kadar lemak dalam air botol tersebut. Sebaliknya untuk menentukan factor dominan apakah yang menjadi sebab kejahatan tidak cukup mendasarkan hanya pada beberapa orang saja, begitu juga untuk menentukan watak umu suku jawa, tidak bias hanya beberapa orang suku jawa. Tetapi semakin banyak jumlah fenomena yang digunakan semakin kuat hasil yang didapatkan, walaupun tidak boleh menyatakan bahwa dua kali jumlah fenomena pada contoh yang sama akan menghasilkan dua kali kadar kepercayaan.
            Apakah contoh yang digunakan cukup bervariasi. Sebagai contohnya: untuk menentukan kadar minat dan kesadaran dalam membayar pajak sebagai kewajiban bagi masyarakat , harus diteliti dari dasar seperti dalam beberapa RT, berbagai usia, pendidikan. Semakin banyak contoh yang digunakan, semakin kuat hasil yang dicapai
            Apakah dalam generalisasi tersebut diperhitungkan hal-hal yang menyimpang dengan fenomena umum atau tidak. Yang harus diperhitungkan adalah kekecualian-kekecualian, dalam kekecualian cukup besar tidak mungkin diadakan generalisasi, tetapi kalau sedikit harus dirumuskan dengan hati-hati. Seperti kata-kata semua, sebagian, setiap, selalu, tidak pernah. Semakin cermat faktor-faktor pengecualian dipertimbangan, semakin kuat kesempatan yang dihasilkan. Hendaknya terlebih dahulu sebelum menerima kesimpulan ini dilakukan pengujian-pengujian terlebih dahulu.   
            Apakah kesimpulan yang dirumuskan konsisten dengan fenomena individual. Kesimpulan yang dihasilkan  tidak boleh memberikan tafsiran yang berbeda dari data yang ada. Sebagai contoh penyelidikan tentang faktor mengapa banyak masyarakat yang terkena penyakit demam berdarah. Telah dilakukan peyelidikan terhadap masing-masing individu dari sample yang diselidiki ditemukan factor-faktor kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan, kurangnya sosialisasi dari pemerintah tentang penyakit demam berdarah, lalu disimpulkan bahwa faktor yang menyebabkan banyaknya masyarakat yang terkena penyakit demam berdarah  hanya karena kurangnya kasadaran masyarakat terhadap kebersihan. Ini merupakan kesimpulan yang lemah karena tidak sesuai dengan realitanya. Semakin banyak faktor yang ditinggalkan, maka semakin lemah kesimpulan yang dihasilkan dan begitu juga sebaliknya.
4.      Generalisasi yang salah
Suatu generalisasi bisa dipercayai apabila tingkat kepercayaan atau hasil yang diperoleh memiliki tingkat kepercayaan  yang tinggi dan begitu pula sebaliknya.
Seseorang kadangkala cenderung membuat generalisasi berdasarkan fenomena yang sedikit dan tidak mencukupi syarat untuk membuat generalisasi yang dapat dipercaya. Sebagi contoh orang sering mengatakan: Dia adalah orang islam mengapa kok korupsi, berarti orang islam itu memang jahat, Dia adalah pemimpin yang hebat kenapa menanggulangi masalah BBM saja tidak bisa, berarti dia adalah bodoh. Jadi penyimpulan-penyinpulan tersebut adalah salah karena hanya mengambil fenomena yang sedikit.
5.      Generalisasi yang empirik dan generalisasi dengan penjelasan
Generalisasi empirik adalah generalisasi yang hanya menjelaskan fenomenanya saja, tanpa disertai penjelasan “mengapa”. Gneralisasi semacam ini hanya menerima apa saja yang ada tanpa adanya suatu kajian tertentu. Sebagai contoh:Petani yahu tanah yang ditanami secara bergantian dengan jenis lain secara teratur akan menghasilkan panen yang lebih baik dibandingkan jika ditanami dengan tanaman yang selalu sejenis.
Generalisasi penjelasan adalah generalisasi yang menjelaskan mengapa fenomena itu terjadi dan apa yang menyebabkannya dan didapatkan suatu kesimpulan yang dapat dipercaya. Sebagai contoh: Mengapa tanah yang ditanami secara bergantian dengan jenis lain secara teratur akan menghasilkan panen yang lebih baik dibandingkan jika ditanami dengan tanaman yang selalu sejenis, dikarenakan tanaman-tanaman tersebut akan meninggalkan bekas kesuburan tanaman itu sendiri juga karena tanah yang digunakan telah jadi tanah yang gembur sehingga membuat kesuburan pada tanah.
Jadi semua hukum alam tidak beranjak dari generalisasi empirik kemudian setelah diketahui penyebabnya lahirlah generalisasi dengan penjelasan.
6.      Generalisasi ilmiah
Generalisasi ilmiah tidak berbeda dengan generalisasi biasa, baik dalam bentuk maupun permasalahannya, perbedaanya terletak pada metodenya, kualitas data serta ketepatan dalam perumusannya.
Generalisasi dikatakan sebagai penyimpulan karena apa yang ditemui dalam observasi sebagai suatu yang benar, maka akan benar juga sesuatu yang tidak diobservasi pada masalah yang sejenis, atau apa yang terjadi pada suatu kesempatan akan terjadi pula pada kesempatam lain apabila kondisinya yang sama.
Tanda-tanda penting dalam generalisasi ilmiah yaitu:
1.     Datanya dikumpulkan dengan observasi yang cermat, oleh orang-orang yang ahli. Pencatatan kesimpulan dilakukan dengan tepat, menyeluruh dan teliti
2.  Adanya penggunaan instrument untuk mengukur serta mendapatkan ketepatan serta menghindari kekeliruan
3.      Adanya pengujian, perbandingan serta klasifikasi fakta
4.      Pernyataan generalisasi itu jelas, sederhana, dan dinyatakan dengan kata yang tepat.
5.  Observasi atas fakta-fakta eksperimental hasilnya dirumuskan dengan memperhatikan kondisi yang berfariasi misalnya seperti waktu, tempat, dan keadaan khusus lainnya.
6.   Dipublikasikan untuk memungkinkan adanya pengujia kembali, kritik, da pengetesan atas generalisasi yang dibuat.

KEPUSTAKAAN
Poespoprodjo,W.1999.Logika scientifika pengantar dislektika dan     ilmu.Bandung.Pustaka Grafika.
Mundiri.2000.Logika.Jakarta.PT.Raja Grafindo Persada





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar